Anggota Komsi I DPR RI dari Fraksi PKS Almuzzammil Yusuf meminta Pemerintah Indonesia dan Dunia Internasional untuk membantu krisis keuangan yang terjadi di Badan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Krisis terjadi karena Amerika Serikat, membatalkan bantuan dana rutinnya ke UNESCO untuk menunjukan protes atas keputusan lembaga itu memberi keanggotaan penuh bagi Palestina pada Oktober 2011.
“Kami mengecam arogansi politik AS terhadap UNESCO yang menyebabkan lembaga ini krisis keuangan. Ini tentu berdampak pada program kerja mereka dalam menjaga perdamaian melalui pendidikan dan kebudayaan.” Kata politisi asal Lampung ini melalui siaran persnya, 15/10.
Menurut Muzzammil, sebagai langkah kongkrit membantu kemerdekaan Palestina maka Indonesia harus mengajak Dunia Internasional untuk membantu permasalahan yang dihadapi UNESCO. Agar lembaga ini tetap bisa menjalankan tugasnya mendukung perdamaian dan keamanan dunia dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya.
“Bantuan Internasional ini sangat penting agar UNESCO ke depan bisa mandiri. Tidak bergantung dari bantuan keuangan Amerika Serikat dan sekutunya Israel.” Ujarnya.
Keputusan UNESCO menerima Palestina sebagai anggota penuh organisasi ini, menurut Muzzammil sudah sangat tepat.“ Selama ini Palestina diblokade oleh Israel. Akses pendidikan mereka dibatasi. Dengan menjadi anggota penuh UNESCO, Palestina akan sangat terbantu untuk meningkatkan kualitas hidup warganya”. Jelas Koordinator Kaukus Parlemen untuk Palestina ini.
Muzzammil menegaskan bahwa Palestina, sebagai bagian warga negara dunia berhak untuk mendapatkan pelayanan dan manfaat dari proyek-proyek yang diselenggarakan oleh UNESCO, terutama di bidang pendidikan, riset, dan budaya.
“Proyek UNESCO itu diantaranya program baca-tulis, pelatihan-guru, program ilmu internasional, proyek sejarah regional dan budaya, promosi keragaman budaya, kerja sama persetujuan internasional untuk mengamankan warisan budaya dan alam.” Paparnya.
Jika AS masih bersikap arogan dan diskriminatif, Dunia Internasional kembali akan tidak simpati dengan AS. “Meskipun dipimpin oleh Obama, si Anak Menteng itu.” Tegasnya.
COMMENTS